Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

 Membangun Digital Space yang aman untuk anak


Pertemuan       : ke-1

GLMD                : 6

Hari /Tanggal   : Senin, 1 Nopember 2021

Waktu                : 16.00 s.d 18.00

Narasumber      : Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd.

Moderator         : Dail Ma'ruf, M.Pd.

Judul                  : Membangun Digital Spice yang aman untuk anak

Bismillahirrohmaanirrohiim  ...

Untuk mengawali pertemuan malam ini, mari kita buka link berikut ini:   https://wijayalabs.com/2021/10/29/rekaman-acara-webinar-guru-motivator-literasi-digital/

Materi pertama ini masuk dalam wilayah materi keamanan digital untuk anak, khususnya peserta didik kita dan anak-anak kita di rumah, kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan kemanan digital, dapat anda baca di gambar di atas.

Cara membangun Digital Space yang aman untuk anak :

Pertama kita mengajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital yang terus berkembang.

Kedua kita  harus memahami psikologi anak dan perkembangannya dalam dunia digital.

Ketiga Kita harus menyadarkan anak tentang apa saja resiko kejahatan pada anak.       

 Keempat bagaimana cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga tercinta.




Anak-anak kita adalah kelompok anak-anak yang rentan terhadap berbagai kejahatan digital. Tidak semua orang baik ada dalam dunia digital kita. Salah satunya adalah jangan biarkan anak-anak kita mengumbar data pribadi di media digital atau media sosial.

Ketidaktahuan dan ketidakmampuan menggunakan media digital dengan baik dan benar, membuat mereka menjadi korban kejahatan media digital. Bahkan banyak juga orang dewasa yang menjadi korbannya. Kita harus mulai belajar di media digital dan usahakan sudah membuka website https://literasidigital.id

Saat ini, telah terekspos konten pornografi yang muncul tidak dengan sengaja saat anak mengakses media sosial. Orag tua dan guru harus mampu menjadi pemandu buat anak dan peserta didiknya. Banyak orang saat ini tidak memahami bahkan tidak peduli akan bahaya yang dapat mengancam anak-anak kita.

Coba kita buka link video ini, https://literasidigital.id/video-literasi-digital/

Kita terkadang dengan mudah saling berbagi informasi termasuk data yang sifatnya pribadi kepada orang yang baru dikenal. Akibatnya data privasi dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Data privasi kita dengan mudah diperjualbelikan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab di media digital.

 Dari hasil survey Google bersama Trust dan Safety research pada bula Februari 2021, ada 51 % orang tua di Indonesia merasa khawatir tentang keamanan digital anak. Bahkan ada 42 % orangtua mengkhawatirkan 3 hal yaitu keamanan informasi anak, anak-anak menerima konten yang tidak pantas, dan anak-anak menerima perhatian dari orang yang tidak dikenalnya.

Resiko kejahatan di ruang digital pada anak yang sering terjadi adalah kecanduan games, cyberbully, pelanggaran privasi, kejahatan seksual dan lain-lain yang bisa kita baca di media sosial.

Sebagai orang tua kita harus peka dengan tingkah laku anak yang gemar bermain game di gadget. Jangan sampai anak mengalami kecanduan yang berdampak terhadap kesehatan psikologisnya.

Sub Spesialis Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat, dr. Lina Budiyanti mengatakan ada 11 gejala bagi anak yang mengalami kecanduan gadget dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) V. Beberapa di antaranya bisa dikenali dari perilaku sehari-hari. Anak main game bisa untuk melarikan diri dari ketidaknyamanan dan jam pemakaian game sudah tidak proporsional.

Masalah-masalah yang sudah sangat meresahkan diantaranya Grooming dan kasus pelecehan seksual pada anak. Kasus grooming pada anak mulai banyak ditemukan sejak tahun 2019 dan terus bertambah setiap tahunnya. Kita sebagai orang tua dan guru harus mulai waspada dan belajar tentang literasi digital.

Web Rujukan Digital Parenting :

Ø  literasidigital.id (kumpulan buku, video, infografis tentang literasi digital yang dapat di unduh secara gratis)

Ø  Smartschoolonline.id (program edukasi terkait pemanfaatan internet yang sehat)

Ø  Sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id (artikel, modu, video terkait isu parenting)

Ø  fosi.org (beragam panduan dan tools pengembangan digital parenting

Ø  beinternetawesome.withgoogle.com

Hal yang bisa kita lakukan agar  anak-anak kita aman dalam bermedia digital atau mengakses internet :

·         Smart, tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/KTP, password, dan alamat rumah.

·         Alert, jangan mudah percaya dengan hal yang tidak masuk akal, jauhi phising dengan tidak meng-klik link sembarangan.

·         Strong, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai, biasakan menggunakan two step authentication.

·         Kind, sadari aktivitas online yang kita lakukan, untuk mencegah terbentuknya rekam jejak yang membuat kita rawan jadi target kejahatan digital.

·         Brave, mengenali dan mencegah bentuk-bentuk kejahatan di ruang digital.

Aman Berinternet Bersama Anak bisa dilakukan dengan :

·         Jaga Komunikasi dengan anak

·         Bekali diri dan terus belajar

·         Gunakan fitur dan aplikasi untuk menjaga keamaanan anak di internet

·         Buat aturan bersama dan terapkan konsekuensinya

·         Menjadi teman, ikuti anak di media sosial dan jangan berlebihan

·         Jelajahi, berbagi dan bermain bersama anak

·         Jadilah teladan digital yang baik

Pada saat anak belajar online menggunakan infokus, tiba-tiba muncul konten fornografi, kita tetap rileks dan jangan panik, sampaikan kepada mereka bahwa dunia digital begitu terbuka, kita harus waspada jangan sampai terpapar pornografi. Inilah pentingnya kita sebagai orang tua dan guru untuk menjadi pemandu bagi anak-anak kita.

Sebagai  orangtua wajib memberikan keteladanan. Ajak anak beraktivitas di luar rumah misalnya dengan bermain bola dan hobi yang mereka minati. Game ada sisi positifnya juga, sebab games mengajarkan anak menjadi seorang pemenang.

Kita bisa bantu memilih konten yang baik, Pengingat penggunaan screen, bisa menjadi salah satu wadah komitmen keluarga, gadged juga bisa membantu kita mengetahui dimana posisi anak berada.

Kesimpulannya : orang tua harus sebagai rule model, dampingi anak saat mengakses internet, batasi waktu atau durasi penggunaan gadget, diskusikan tentang resiko atau dampak buruk dari penggunaan gadget yang berlebihan, risiko kejahatan ruang digital bisa diatasi dengan kecakapan literasi digital, tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga harus lebih cermat dan bijak dalam ruang digital.

Selama link tidak dibagikan dan password sering diganti, penyimpanan file surat-surat berharga seperi ijazah, surat tanah, atau SK yang kita simpan menggunakan Drive, dropbox, google foto dan jenis penyimpanan data online lainnya akan tetap aman.

Agar akun WA kita tidak diretas orang yang  kurang bertanggung jawab, infonya bisa dibaca di https://tirto.id/tips-amankan-whatsapp-agar-tak-mudah-diretas-fGKV

Kegiatan Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, peningkatan kapasitas, awareness, dan diseminasi pemanfaatan teknologi digital agar masyarakat dapat memanfaatkan internet dengan benar dan bertanggung jawab.

Tidak semua orang tua lebih cerdas masalah digital dibanding anak-anaknya. Bagaimana pemerataan kepada semua orang tua dan anak-anak untuk cakap digital dan bagaimana kita mengajak anak yang tertutup karena takut bisa jadi diancam orang di dunia digital?

Sebagai ortu dan guru kita harus lebih memahami ranah dunia digital dibandingkan anak-anak kita untuk bisa optimal dalam menjaga anak-anak kita di dunia digital. Itulah mengapa kita perlu belajar literasi digital dengan baik dan benar.

Literasi Digital yang mengakat tema besar Indonesia Makin Cakap Digital ini membahas empat  pilar utama Literasi Digital yakni: budaya bermedia (digital culture), aman bermedia (digital safety), etis bermedia (digital ethics) dan cakap bermedia digital (digital skills).

Membangun Digital Space yang aman untuk anak harus dimulai dari kita sebagai orang tua. Ibarat membangun rumah, maka pondasinya harus kuat dan kita harus mulai menanam pohon pendidikan. Pohon pendidikan itu berakar moral dan agama, Berbatang Ilmu pengetahuan, berdaun tali silahturahim dan berbuah kebahagiaan. hal itu harus dimulai dari pendidikan dalam keluarga kita.

Trimakasih untuk pencerahan malam ini Omjay bersama tim hebatnya .....


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Penerbit Indie

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui Dunia Digital