Menguak Dapur Penerbit Mayor

 Cara Kerja Sebuah Penerbit Mayor

Narasumber : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.

Moderator    : Sri Sugiastuti

Bismilaahirramaanirrahiim .......

Bekerja di dunia industri kreatif banyak memakan tenaga, waktu, pikiran, hati, emosi, dan hari. kalau tidak mempunyai kehidupan yang baik dan pandai merawat hati, menggunakan hari, dan beribadah dengan baik, maka industri kreatif akan macet.    

 - Anne Avantie

Malam ini kembali sang moderatur serba bisa membuka kelas menulis kami dengan salam santunnya. Kalimat - kalimat pembuka yang begitu indah laksana do'a-do'a tulus, uang membuat kita semua tambah  semangat melanjutkan kegiatan pelatihan menulis yang ke-11 malam ini yang dipandu oleh Narasumber handal Bapak Edi  S. Mulyanta. 

CV singkat narasumber malam ini diantaranya :

Nama             : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T

Jabatan           :  Publishing Consultan Andi Publisher

Tempat Lahir  : Jogyakarta / Tanggal lahir : 24 Mei 1969

Status              : Menikah

Istri                 : Retno G.

Anak               : Tiga orang

Hobby             : Membaca, Menulis, Olahraga, Musik.

Fb                   : https://www.facebook.com/edis.mulyanta

Blog   : http://www.sobatambyar.com

Karya Tulis Buku bisa dilihat  di https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao

Pembukaan dan perkenalan dari narasumber malam ini Bapak  Edi S. Mulyanta menyatakan rasa kagumnya karena tanpa terasa saat ini pelatihan sudah mencapai gelombang 19 dan 20 yang diinisiasi oleh Oom Jay, beliau berdo'a semoga semua selalu sehat ditengah pandemi yang cukup membuat dunia penerbitan dan percetakan terguncang seperti juga industri-industri yang lainnya.

Beliau menambahkan, kebetulan beliau mengelola penerbitan dari tahun 2001 sehingga genap 20 tahun berkecimpung di dunia produksi buku. Sebelumnya beliau adalah penulis lepas yang hidup dari menulis buku, hal ini menjawab pertanyaan beberapa calon penulis, apakah bisa hidup dari menulis buku. Ini adalah motivasi buat kita penulis pemula. Penulis dan penerbit telah dilindungu undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Pemerintah 2 tahun kemudian yaitu PP No 75 tahun 2019. Dalam UU no3 dijelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.

Sang narasumber berpesan bahwa apabila kita ingin menjadi penulis, ada baiknya kita pelajari dengan seksama peraturan pemerintah no 75 tersebut, karena dengan PP ini proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat. Kenapa lebih cepat, karena ada aturan-aturan yang detail bagaimana sisi penulis mengajukan naskah hingga sisi penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku. Sesuai dengan tema yang akan beliau bawakan adalah bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya.

PP 75 - 19 Standar Penulisan 

Peraturan Pelaksanaan UU 3 - 17 - Editing Nadkah sebelum diterbitkan.

*¥* Pasal 23

*¥* Standar penulisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 hurup a mencakup tahapan :

- prapenulisan

- penulisan draf

- perevisian

- penyuntingan mandiri

Pembagian penerbit mayor dan minor sebenarnya tidak ada dalam Undang-undang perbukuan no 3 tersebut. Jadi ini hanya pembagian yang secara alamiah terjadi, dimana penerbit mayor tentu mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding dengan penerbit minor. Oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya.

Dikotomi penerbit mayor dan minor, kemudian terjadi juga di sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit yang mampu menjangkau secara nasional dan ada yang regional saja. Hal ini diperuncing lagi dengan pembagian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang mensyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya.

Penerbit yang sudah terlanjur beroplah besar tentu tidak ada masalah dengan hal ini, karena memang skala produksi dan skala mesin produksinya memang sudah terlanjur besar, sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit. Outlet toko buku, merupakan sarana pemasaran yang cukup efektif. 

Di Era pandemi ini ternyata mengubah pola distribusi buku dengan cukup signifikan, dimana saluran outlet yang dahulunya menjadi jalur utama, saat ini justru menjadi korban dari keganasan virus Covid 19, karena ditutupnya jaringan-jaringan toko buku atau dibatasinya aktivitas pusat perbelanjaan. Di sisi penerbit, sebagai dapur pengolahan naskah dari penulis, sebenarnya tidak ada masalah yang cukup berarti dari sisi penerimaan naskah baru. Di era pandemi ini, naskah masih saja mengalir dengan cukup baik. Mungkin karena banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku.

Tuntutan untuk tetap produktif kepada para pengajar baik guru maupun dosen, menjadikan laju naskah baru masih tetap terjaga dengan baik. Yang menjadi kendala adalah justru dipengolahan naskah, mulai dari editorial, setting perwajahan dan kover hingga produksi buku cetak. Outlet toku buku fisik banyak terkendala kebijakan pemerintah, sehingga secara otomatis proses penerbitan buku menjadi melambat menyesuaikan dengan kondisi output penjualan buku yang melambat.

Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop dan terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

Sebelum hari raya 2021, perkembangan penjualan buku cukup baik, membuat banyak penerbit menaruh harapan yang cukup tinggi pada saat itu. Setelah hari raya, ternyata gelombang Covid mengembalikan penjualan buku ke titik terendah sejak 2020, sehingga beliau sebagai penerbit akhirnya harus mencoba outlet-outlet baru.

Pengalaman beliau, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Beliau merasa beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah di tebar ke penulis-penulis sebelumnya, sehingga dengan cepat mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat. Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Beliau menjelaskan kalau timnya mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat bisa mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, dan dengan cepat bisa meramu materi, kemudian di launching, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.

Kesimpulannya adalah kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya tersebut ke penerbit.

Saat ini tim beliau mereposisi produksi buku fisik untuk tidak dilakukan pencetakan secara massal, akan tetapi menyesuaikan dengan kondisi pasar yang fluktuatif. Hal ini tentunya memberikan kesempatan yang lebih lebar kepada kita calon penulis untuk mencoba memasuki era baru ini, dimana produksi buku akan mengikuti keinginan pasar secara lebih spesifik.

Produksi yang dilakukan beliau saat ini, beliau sedang coba untuk dapat memenuhi permintaan cetak dari 10 eksemplar hingga 300 eksemplar. Range produksi ini di sesuaikan dengan keadaan daya serap pasar yang cenderung mengikuti komunitas dari penulis bukunya sendiri. Di samping itu, penjualan online cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow dan yang paling penting mereka mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk digital atau e-book supaya kesemptan untuk terbit menjadi lebih luas.

 Pak Edi sudah menyampaikan dengan lengkap materi pada malam ini berharap kita bisa tercerahkan dan bisa lebih memahami cara kerja sebuah penerbit besar, seperti penerbit Andi.

Kesimpulan yang bisa ditarik oleh Ibu Narator kita malam ini adalah kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya tersebut ke penerbit. 

Demikian resume pada pertemuan kali ini, wassalam .....


                                                                                      Lombok, 4 Agustus 2021


Comments

  1. Ayo, semangat Bu Chank, mari menulis bersama. Jangan kasih kendor

    ReplyDelete
  2. Waah ibu chank hebat. Lengkao sudah resumenya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Penerbit Indie

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui Dunia Digital