Menjadi Penulis Buku Mayor

Menjadi Penulis Buku Mayor

Pertemuan ke-12, 6 Agustus 2021

Narasumber : Joko Irawan Mumpuni

Moderator    : Mr. Bam's

Bismillahirrahmanirrahiim  ....

Katakan pada Dilan, yang berat itu bukan rasa RINDU, tetapi MENULIS BUKU. Biarlah aku saja yang menanggungnya. 

Seperti biasa Mr. Bam's membuka pelatihan dengan salam, dan mengajak semua peserta Belajar Menulis untuk berdo'a sejenak sehingga  kita di beri kemudahan dan kelancaran dalam pembelajaran malam ini. Selalu dengan pesan-pesan nikmatnya untuk menikmati kelas pelatihan ini dengan bahagia, tersenyum lebar agar imun bertambah, sediakan air minum dan cemilan agar tambah bahagia, serta nikmati materi dari narasumber dengan antusias. Mempersilahkan Om Joko untuk memulai memberikan materi yang dilanjutkan nanti dengan sesi tanya jawab.

Sang narasumbe memulai pertemuan dengan menayangkan sebuah judul buku yang hebat yaitu : " Menulis Buku yang Diterima Penerbit Mayor ". Identitas singkat sebagai perkenalan diri ditampilkan dalam sebuah gambar.

Beliau mengaku sebagai mahasiswa yang bodoh tetapi punya mimpi yang tinggi. Salah satu mimpinya yang kuat adalah kepingin jadi orang yang terkenal. Nah salah satu cara belia adalah menjadi penulis. Maka beliau mulai membangun persahabatn dengan seorang penulis yang sudah mapan. Beliau rela membantu menyempurnakan tulisannya. Selanjutnya Pak Joko nulis bareng penulis mapan tersebut, bahkan sampai empat buku mereka yang terbit. Dibuku kelima Pak Joko sudah menggunakan nama sendiri, dan mulai saat itu beliau sering diajak menulis oleh para pemula.

Karena rata-rata buku yang ditulis oleh Pak Joko menjadi best seller, maka beliau sangat disukai penerbit termasuk Penerbit ANDI yang saat itu butuh wakil Direktur, yang akhirnya tawaran itu diterima beliau. Jabatan berikutnya adalah Direktur yang dijabat selama 17 tahun, dan sejak tahun kemarin jabatan yang diemban beliau saat ini adalah Dewan Direksi.

Selama 20 tahun sudah Pak Joko mengabdikan dedikasinya di dunia penerbitan, penulisan, dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia yang membuat beliau selalu bersemngat jika diajak berdiskusi seputaran Peberbitan dan penulisan buku. Pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh penulis ke beliau adalah tentang syarat-syarat agar tulisan seseorang bisa diterbitkan oleh Penebit Mayor. Kreteria penerbiat Mayor itu apasih, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini.

Beliau selalu memberi masukan dan saran-saran sehingga para penulis lebih bersemangat lagi  menciptakan karya literasinya untuk diterbitkan menjadi sebuah buku. Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya pendapat sendiri.

Menurut beliau banyak penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor. Mengapa ? sebab naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juag jaringan pemasaran yang lebih luas. Agar karya kita bisa masuk, diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Mayor harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat amat ketat. Tidak gampang memang untuk bisa tembus ke Penerbit Mayor. Contoh di Penerbit Andi, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sd 60 judul saja. tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau ditolak. Karena begitu sulitnya menembus Penerbit Profesional baik yang Penerbit Minor apalagi Penerbit Mayor, maka para penulis banyak yang menerbitkan karya pada  Penerbit Indie.

Penerbit adalah lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sehingga karyawan sejahtera, komsumen puas dalam jangka waktu yang tidak terbatas. oleh karena itu Penerbit boleh dikatakan industri. Naskah yang masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri, jika bahan baku bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak. Visi Penerbit ANDI adalah IKUT MENCERDASKAN BANGSA. Selama buku itu mencerdaskan baik teks maupun non teks tetap akan diterbitkan. Buku yang tidak akan diterbitkan kapanpun adalah Buku Pornografi dan Buku Politik Praktis.

Sang narasumber menjelaskan bahwa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan oplah atau jumlah cetak sebuah buku itu biasanya sudah ada dasarnya. Penerbit akan menentuka oplah tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan life sycle panjang, artinya buku itu akan tetap relevan dimasa yang akan datang dalam waktu yang panjang. Bagi para penulis pemula disarankan untuk menulis buku-buku dengan tema yang sedang ngetrend, terobos Penerbit Mayor dengan setidaknya 5 judul buku yang best seller, maka buktikanlah bahwa anda akan dikejar-kejar Penerbit Mayor agar mau menerbitkan naskah melalui penerbitnya, kerreenn ....

Ada kalimat yang sangat memotivasi bagi seorang penulis : " Tahukah kamu mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun ? Karen aku menulis. Suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari ".          -  Pram 06/02/2006  -

Tapi apakah seorang penulis yang telah berhasil hanya mendapatkan kebanggaan-kebanggaan saja ?Tidak, seorang penulis yang berhasil setidaknya akan mendapatkan ini semua, lihat gambar ....

Naskah  yang bisa diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Profesional seperti Penerbit ANDI adalah semua naskah buku yang bisa dijadikan buku lalu laris dijual dipasaran. Berikut ini adalah pengelompokan buku yang bisa dijual dipasaran. 

Kelompok besar buku dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks. 

~ Buku teks adalah buku yang digunakan olah mahasiswa atau siswa dalam proses pembelajaran. 

~ Buku non teks adalah sebaliknya dan cenderung disebut sebagai buku-buku populer karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Namun dalam prakteknya pemakaian buku oleh pembacanya tidak lagi terbagi-bagi menurut kelompok-kelompok tadi, apapun buku yang dibaca bisa dijadikan referensi untuk praktek kehidupan sehari - hari maupun dalam rangka mendapatkan jenjang akdemik yang lebih tinggi.

Naskah seperti apakah yang bisa diterima penerbit? Adakah naskah yang bisa dijadikan buku dan bukunya laku terjual, ternyata memang ada pembobotan sistem penilaian di penerbit yang sudah disetujui bersama. Selanjutnya jika tema telah bagus, penerbit akan mengecek reputasi penulisnya, salah satu dapat ditelusuri dari Google Schoolar. Tapi apakah seorang penulis yg telah berhasil hanya mendapatkan kebanggaan-kebanggaan saja ? Tidak seorang penulis yang berhasil setikdaknya akan mendapatkan ini semua.. lihat gambar..

Semua berasal dari mimpi, kejarlah mimpi itu !!!    Dengan menjadi penulis kita akan mendapatkan segala yang kita inginkan. Menulis tidak mengenal usia, ada banyak penulis bukunya menjadi best seller setelah penulisnya meninggal, contohnya kamus tulisan Hasan Sadeli yang sampai saat ini anak cucunya masih menikmati warisan royaltinya ...

Untuk menutup pertemuan kali ini, sebuah pertanyaan motivasi dari sang narasumber : " Apakah bapak dan ibu disini adalah anak-anak dari ulama besar ?  Bila jawabannya tidak ...., maka menulislah agar hidup kita berguna bagi sesama selamanya .... "

Terimakasih Om Joko dan Mr. Bam's untuk ilmu malam ini, semoga Penerbit Andi melahirkan penulis hebat dan akan selalu ada sepanjang zaman.

Demikian resume malam ini, wassalammu'alaikum ....

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Penerbit Indie

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui Dunia Digital