Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

 Menerbitkan Buku di Penerbit Indie


Senin, 26 Juli 2021

Narasumber: Raimundus Brian Prasetyawan, S.P.d.

Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd.


Bismilahirrahmannirrahiim.......

Hidup itu ibarat buku : jika tidak berani membuka lembaran selanjutnya, maka tidak akan pernah tahu cerita apa berikutnya

Pelatihan dibuka oleh Pak Wijaya Kusumah yang biasa disapa OmJay dengan kalimat ringannya : " Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kita tak dapat kembali ke masa lalu. Kita siapkan masa depan dengan kesiapan kita hari ini, siapa yang fokus pasti akan lulus.... "   Aamiin yaaRabb ... 🤲..🤲..🤲..

Pesan Omjay yang selalu terngiang dibenak    " Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi "

Tapi karena kesibukan mengajar, menyelesaikan administrasi kelas, menjadi ibu untuk anak-anak, dan kesibukan lainnya membuat saya merasa belum maksimal menulis, semoga suatu saat bisa mengikuti ajakan tersebut.

Malam ini kuliah moda sharing dibuka oleh narator hebat kita Ibu Aam. Beliau mengucapkan terimakasihnya pada Omjay yang sudah banyak membimbingnya untuk menjadi orang hebat yang berprestasi. 

Pertemuan ke-7 gelombang 19 & 20 ini dipandu oleh narasumber muda nan belia Bapak Brian yang merupakan alumni gelombang ke-4 kelas belajar menulis. Lahir di Jakarta,30 Juni 1992, tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Beliau juga pendiri komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal). 

Narasumber kita memasuki kelas, menyapa hangat ibu / bapak peserta pelatihan. Dijelaskan bahawa dahulu pelatihan menulis belum ada materi tentang penerbit indie. Sejak 2020 beliaulah yang membantu peserta belajar menulis untuk terhubung dengan penerbit indie, karena syarat lulus pelatihan ini adalah harus menerbitkan buku solo. 

Tema pertemuan malam ini " Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie "  Mengapa dikatakan semakin mudah ? karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbita buku tanpa seleksi. Pada waktu penerbit indie belum begitu dikenal masyarakat, hanya Penerbit Mayor seperti Gramedia, Grasindo, dan Elex media yang dikenal. 

Pak Brian menjelaskan bahwa tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut, karena naskah pasti diterbitkan serta proses penerbitan mudah dan cepat.

Bagi kita penulis pemula tentulah penerbit indie solusinya, dengan konsekuensi kita perlu  mengeluarkan biaya untuk mendapatkan fasilitas pra cetak penerbitan yang memuaskan.

Narasumber kita menceritakan keinginan menulis buku tutorial blog sejak 2014 lalu, namun belum punya mentor yang membimbing, tidak punya komunitas, dan tidak punya banyak referensi tentang dunia penerbitan. Sampai akhirnya beliau menemukan penerbit indie yang bisa diajak bekerja sama, istilahnya SAMBIL MENYELAM MINUM AIR .... 

Hingga akhirnya pada Oktober  2020 beliau mengirim naskah buku pertamanya ke salah satu penerbit indie. Perlu waktu tiga bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya Januari 2020, buku pertama beliau terbit, diantaranya : 

~ Buku Blog Untuk Guru Era 4.0

~ Buku Bersajak Di Kala Pandemi

~ Buku Solo Terbaru : Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari

~ Buku Aksi Literasi Guru Masa Kini,  dan masih banyak lagi hasil karya beliau.


Dengan bijaknya, Pak Brian memberi masukan untuk bebas memilih sendiri penerbit dimanapun kita suka tanpa diharuskan menerbitkan buku pada panitia pelatiahan menulis. Beliau hanya memberi masukan bahwa beliau memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala. Setiap penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.

Pada saat opening ceremony gelombang 19 & 20 sudah dijelaskan bahwa setelah kita membat 20 resume, Tim Pengurus Pelatihan Belajar Menulis tidak lagi membimbing ketika menerbitkan buku, kita bisa langsung berurusan dengan penerbit indie yang kita pilih sendiri. Harga dan ketentuan tiap penerbit pasti berbeda.   Ada beberapa orang sukses yang menjadi penerbit indie di kelas kita seperti :  Bu Kanjeng, Cak Inin, dan Pak Brian.

Pak Brian mencontohkan ketentuan yang ada pada penerbit rekanannya seperti yang tertera pada poster berikut ini ...


Untuk editing, Penerbit Gemala hanya melakukan edit ringan saja, tidak mendalam. Yang tidak kalah penting adalah jangan memberi target kapan buku harus selesai terbit. Karena naskah harus antre untuk diproses, paling cepat satu bulan tergantung antrean cetak dan ISBN. Naskah buku harus disertai kelengkapan naskah : 

~ cover ( judul buku dan nama penulis saja)

~ Prakata ( wajib ada dan ditulis oleh penulis      sendiri ). 

~ Daftar isi ( tanpa nomor halaman )

~ Sinopsis ( tiga paragraf masing-masing            paragraf tiga kalimat )

Kata Pengantar tidak wajib ada dan boleh juga ditulis oleh orang lain, biasanya peserta belajar menulis minta kata pengantar ke Omjay. Tidak ada ketentuan terikat minimal jumlah halaman, biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5.

Demikian sharing dari narasumber kita malam ini, dan pertemuan ditutup dengan membuka sesi tanya jawab.

Alhamdulilah akhirnya resume materi malam ini selesai sampai disini, wassalam ....










Comments

  1. Cantik dengan banyak tampilan gambarnya

    ReplyDelete
  2. Amiin, semoga kita semua lulus.

    Sudah berkembang, tulisannya bagus bu chank

    ReplyDelete
  3. Dan ini adalah cerita selanjutnya. Bukunya Ibu Chank berawal dari resume ini..

    ReplyDelete
  4. sangat informatif... lengkap dan rapi... slalu semangat bu

    ReplyDelete
  5. Salam semangat 45 Mom.
    Diantara pekerjaan yang padat, masih bisa mengikuti pelatihan dan mengirimkan tugas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. heehee..betul bun.., adm kelas padat merayap, belum lagi SAPK BKN belum kelar .., makasih semangatnya bun ...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Penerbit Indie

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui Dunia Digital