Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Menjadikan Menulis Sebagai Passion 

Pertemuan     : ke-1
Gelombang   : 20
Hari, tanggal : senin, 12 juli 2021
Waktu            : 19.00 s.d. 21.00
Narasumber   : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.
Moderator      : Aam Nurhasanah, S.Pd.
Judul               : Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Bismillahirrahmaanirrahiim......

“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.         - Seno Gumira Ajidarma -

Malam ini adalah pertemuan perdana Pelatihan Belajar Menulis PGRI via WAG binaan OmJay yang dibuka langsung oleh Sang Guru Blogger. Selanjutnya moderator Ibu Aam memandu acara dari awal sampai selesai. Moderator mulai memperkenalkan sang narasumber yaitu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. yang akrab disapa Bu Kanjeng. 

Pertemuan malam ini  dibagi tiga sesi: pertama, sesi pembukaan. Kedua, sesi materi. Ketiga, sesi tanya jawab sekaligus penutup. Pada sesi pembukaan narasumber menyampaikan bahwa materi malam ini  adalah : “Menjadikan Menulis Sebagai Passion”. Narasumber memberi semangat kepada para pemula dalam menulis untuk tetap semangat dan membiasakan diri untuk menulis. 

Untuk memulai menulis, sebaiknya kita menerapkan konsep 5W + H. Tetapi malam ini narasumber hanya akan menjelaskan konsep Why dan How. Untuk konsep 4 W lainnya semoga bisa dijelaskan pada pertemuan yang lain.

Ada dua pertanyaan yang membuat kita mudah untuk menulis yaitu Why dan HowWhy (mengapa), mengapa kita menulis. Pertanyaan ini akan menumbuhkan banyak jawaban yang tentunya akan sangat berbeda-beda. Sedangkan How (bagaimana), bagaimana cara menulis, ini tentang cara yang akan dilakukan untuk memulai menulis. 

Ada dua alasan menulis dijadikan Passion yang menjanjikan yaitu :
- Karena sebagai pekerjaan yang mulia dan dihargai secara sosial.
- Sebagai indikator, intelektualitas dan bagian dari kematangan berpikir kita.

Kendala dan hambatan yang sering dihadapi seperti :
- merasa tidak berbakat menulis
- tidak memiliki waktu
- tidak memiliki ide
- tidak suka menulis
- tidak berani menerima kritik

Alur menuju naskah yang akan menjadi buku:
Awalnya mungkin kita mendapatkan kendala, biasanya faktor internal. 
Ketika mendapatkan kendala kita perlu motivasi dari siapa saja. Agar bisa termotivasi, harus diimbangi oleh etos kerja yang kuat sehingga akan muncul suatu karya tulis yang akan berproses menjadi sebuah buku.

Mari kita mulai terlebih dahulu dengan pertanyaan :
" Mengapa kita menulis ? " ternyata ada lima orientasi seseorang dalam menulis yaitu : 
-#  orientasi material atau mengejar uang, bisa melalui royalty, pembicara pada acara-acara seminar/diklat, hasil karya kita yang diangkat kelayar kaca, dalam hal ini tentunya akan mendapatkan sejumlah nominal.
-#  orientasi eksistensial / Populer, sebab aktifitas menulis ini bisa melambungkan nama seseorang, seperti Kang Abik (Habiburahman Al-shiraz) dengan "Ayat-Ayat Cinta nya", Andrea Hirata dengan "Laskar Pelangi", dan sederet nama beken lainnya.
-#  orientasi personal, maksudnya secara pribadi dari aktifitas menulis itu bisa mencurahkan pengalaman serta perasaan lewat tulisan kita serta berharap akan bermanfaat bagi sesama.
-#  orientasi sosial, dari segi sosial tulisan akan mampu membangun perubahan dan peradaban masyarakat.
-#  orientasi spiritual, bisa menjadi ladang dakwah bagi penulis.

Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang penulis yang baik, antara lain :
 1. Read yang artinya adalah membaca, seorang penulis yang baik sangat perlu membaca banyak buku,  baik yang bersifat umum maupun khusus misalnya yang sesuai dengan profesi sebagai pendidik maka bisa menuliskan hal-hal yang berkaitan seputar peserta didik atau kejadian-kejadian yang dialami selama melakukan proses mendidik. 
2Discuss yang artinya membicarakannya kepada orang lain,  hal ini penting karena  gagasan seringkali muncul saat kita membandingkan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau bisa juga kita memiliki mentor untuk membantu kita mendeteksi setiap hasil bacaan.
3. Look and fell, artinya melihat/mengamati dan merasakan, kita harus sering mengamati dan merasakan apa yang terjadi di lingkungan kehidupan sekitar, harus mempunyai hubungan pergaulan yang luas dengan orang lain sehingga kita bisa memperoleh banyak pengetahuan, pengalaman.  apa yang kita lihat dari media baik elektronik seperti TV, Radio, internet , dan media sosial lainnya. Semua informasi yang kita tangkap melalui panca indera kita dapat dijadikan sumber ide untuk menulis. 
4. Socialize / Sosialisasi, seberapa banyak kita bersosialisasi dengan orang lain. Seberapa luas pergaulan kita, dan seberapa banyak daya serap kita menangkap pengetahuan, pengalaman, serta kisah orang lain, untuk dijadikan sebagai bahan tulisan. 

Tahapan-tahapan / kegiatan yang perlu dilakukan supaya tulisan kita terarah yang pertamakali adalah :
- menggali dan menemukan gagasan/ ide.
- menentukan tujuan, genre dan segmen pembaca.
- menentukan topik.
- membuat outline.
- mengumpulkan bahan materi / buku.

 Pada tahapan kedua How to Write ?  atau bagaimana caranya menulis ?
- just do it ! kalau mau menulis, nulis aja ! lakukan kegiatan menulis itu tanpa ragu, apapun hasilnya,      jangan berpikir harus sempurna atau ideal. 
- penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan dalam proses menulis. Lakukan semampu kita    saja sesuai apa yang kita pikirkan dan rasakan.
- kita boleh membayangkan bahwa buku kita sukses di pasaran, buku kita best seller.
- menulis buku dimaklumi sebagai amal shaleh yang terus mengalir meskipun kita sudah tiada. 

Langkah selanjutnya ....
Dalam proses menulis ada baiknya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Time Target, menentukan waktu pencapaian target.
2. Disiplin, lakukan sesuai waktu yang telah direncanakan.
3. Comfortability, temukan kenyamanan dalam menulis.
4. Facilities, dukungan sarana prasarana.
5. Mood Booster, temukan penguat suasana.

Setelah kita menyelesaikan naskah buku yang kita tulis, tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya buku adalah : 
- Editing / penyuntingan ( membaca ulang dan menyempurnakan draf ).
- Revising / revisi ( mengubah, menambah, dan mengevaluasi naskah )
- Publishing / terbitkan  (mempublikasikan karya tulisan ) yang terdiri dari empat tahap yaitu : pengiriman naskah, pracetak (pemberian sampul, tata letak dll.), percetakan, promosi dan distribusi.

" ikatlah ilmu dengan menuliskannya, biarkan tulisanmu menemui takdirnya ."

Demikian resume materi pelatihan malam ini, wassalam .....















            





                                                                                            












Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Penerbit Indie

Mengembangkan Bakat dan Minat Melalui Dunia Digital